“Wahai saudaraku, senantiasa obatilah Hatimu, dan jadilah engkau senantiasa mencuci hatimu sampai ia benar-benar bersih.”
Syarah Riyadhus Shalihin I/52
إذا أصبت بمرض جسمي طرقت باب كل طبيب لعلاجك وصبرت على ما ينالك من ألم عملية الجراحة، وعلى مرارة الدواء، فلماذا لا تفعل مثل ذلك في مرض قلبك بالمعاصي
“Apabila engkau tertimpa pada Penyakit Fisik, maka engkau pun Mengetuk Pintu setiap dokter untuk “mengobatimu”, dan engkau pun Mampu Bersabar atas Rasa “sakit” yg menimpamu, baik berupa rasa sakit ketika dioperasi, dan pahitnya obat (yang engkau minum). Lantas mengapa engkau Tidak melakukan hal yang sama untuk mengobati (penyakit) Hatimu dari berbagai kemaksiatan !!??” (Aqidah Ahli Sunnah wal Jama’ah I/30)
الإنسان إذا لم يحرص على علاج مرض قلبــــــہ فإنـہ يعاقب بزيادة المرض لقولــہ : “فِـﮯ قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ فَزَادَهُــــمُ اللَّهُ مَرَضًا”
“Jika seseorang tidak semangat dalam mengobati “Penyakit Hatinya”, maka ia Dihukum dengan makin bertambahnya penyakit di dalam hatinya, karena Allah telah berfirman : “Di dalam hati mereka terdapat penyakit lalu Allah tambahkan PENYAKIT di Hati Mereka” (Ahkamul Qur’an I/87)
•┈┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈┈•
Silakan disebarluaskan untuk menambah manfaat, dengan tetap menyertakan sumber. _
Tidak ada komentar