Kutipan Harian, Edisi: Sabtu, 06 Januari 2024

waktu baca 2 menit
Sabtu, 6 Jan 2024 19:49 0 325 admin

🔰𝐊𝐮𝐭𝐢𝐩𝐚𝐧 𝐇𝐚𝐫𝐢𝐚𝐧🔰
🗓 𝐄𝐝𝐢𝐬𝐢 : 𝐒𝐚𝐛𝐭𝐮, 𝟐𝟓 𝐉𝐮𝐦𝐚𝐝𝐢𝐥 𝐀𝐤𝐡𝐢𝐫 𝟏𝟒𝟒𝟓𝐇 / 𝟎𝟔 𝐉𝐚𝐧𝐮𝐚𝐫𝐢 𝟐𝟎𝟐𝟒 𝐌
📍𝐘𝐚𝐲𝐚𝐬𝐚𝐧 𝐃𝐚𝐫 𝐞𝐥-𝐈𝐦𝐚𝐧

•┈┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈┈•

📌 𝗠𝗔𝗥𝗔𝗛 𝗬𝗔𝗡𝗚 𝗗𝗜𝗔𝗡𝗝𝗨𝗥𝗞𝗔𝗡

Dalam kehidupan sehari-hari, sering terbetik di benak kita bahwa marah adalah sesuatu yang buruk. Oleh karenanya, banyak anjuran, tips, dan keutamaan untuk menahan marah. Padahal, dalam agama Islam, marah yang biasanya dikenal orang dengan perilaku tercela, ternyata tidak semua marah adalah keburukan. Ada beberapa marah yang baik, dianjurkan, bahkan terpuji.

𝙈𝙖𝙧𝙖𝙝 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝘿𝙞𝙖𝙣𝙟𝙪𝙧𝙠𝙖𝙣 𝙙𝙖𝙣 𝙏𝙚𝙧𝙥𝙪𝙟𝙞

Marah yang baik dan dianjurkan adalah marah karena Allah Ta’ala. Yakni, marah disebabkan ada aturan (syariat) Allah yang dihina dan dilanggar, menegakkan kebenaran, dan untuk membela agama. Itulah marah yang terpuji dan mendapatkan pahala. Sebagaimana marahnya Nabi Musa ketika pulang mendapati kaumnya berbuat kesyirikan dengan menyembah patung anak sapi.

🎙 Allah Ta’ala berfirman :

“Dan tatkala Musa telah kembali kepada kaumnya dengan marah dan sedih hati, dia berkata, ‘Alangkah buruknya perbuatan yang kamu kerjakan sesudah kepergianku!”

📚 QS. Al-A’raf: 150


Walaupun ada marah yang dianjurkan, tetapi harus terukur.

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرَعَةِ ، إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِى يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ

“Bukanlah orang kuat (yang sebenarnya) dengan (selalu mengalahkan lawannya dalam) pergulatan (perkelahian), tetapi orang kuat (yang sebenarnya) adalah yang mampu mengendalikan (menahan) dirinya ketika marah (yang tercela maupun yang terpuji).” (HR. Bukhari dan Muslim)

𝗜𝗻𝗱𝗶𝗸𝗮𝘀𝗶 𝗠𝗮𝗿𝗮𝗵 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗧𝗲𝗿𝘂𝗸𝘂𝗿 :

– 𝙋𝙚𝙧𝙩𝙖𝙢𝙖, 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙢𝙚𝙢𝙞𝙘𝙪 𝙥𝙚𝙧𝙗𝙪𝙖𝙩𝙖𝙣 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙢𝙚𝙡𝙖𝙣𝙜𝙜𝙖𝙧 𝙖𝙩𝙪𝙧𝙖𝙣 𝙨𝙮𝙖𝙧𝙞𝙖𝙩 (𝙖𝙜𝙖𝙢𝙖)

Allah Ta’ala berfirman,

وَلَا تَسُبُّوا۟ ٱلَّذِينَ يَدْعُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ فَيَسُبُّوا۟ ٱللَّهَ عَدْوًۢا بِغَيْرِ عِلْمٍ

“Dan janganlah kamu memaki sesembahan-sesembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan.” (QS. Al-An’am: 108)

– 𝙆𝙚𝙙𝙪𝙖, 𝙢𝙚𝙢𝙗𝙚𝙧𝙞𝙠𝙖𝙣 𝙣𝙖𝙨𝙞𝙝𝙖𝙩
Ketika seseorang marah karena Allah, maka marah tersebut adalah marah yang membangun dan mendorong kita untuk semakin  semangat menyampaikan kebaikan dan kebenaran

– 𝙆𝙚𝙩𝙞𝙜𝙖, 𝙢𝙚𝙢𝙗𝙚𝙧𝙞𝙠𝙖𝙣 𝙝𝙪𝙠𝙪𝙢𝙖𝙣
Hal ini dilakukan agar timbul efek jera bagi pelaku dan peringatan bagi orang lain agar tidak melakukan kesalahan yang sama.

𝗔𝗟𝗟𝗔𝗛 𝗝𝗨𝗚𝗔 𝗕𝗜𝗦𝗔 𝗠𝗔𝗥𝗔𝗛
Sebagaimana makhluknya (manusia), Sang Khalik (Allah) pun bisa marah. Allah Ta’ala berfirman,

غَيْرِ ٱلْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا ٱلضَّآلِّينَ

“… bukan (jalan) mereka yang dimurkai Allah dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.” (QS. Al-Fatihah: 7)

Namun, perlu diketahui bahwa marahnya Allah tidak sama dengan marah makhluknya. Hal ini sebagaimana firman-Nya,

لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

“Tidak ada sesuatu apapun yang menyamainya. Dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. Asy-Syura: 11)

Sifat-sifat Allah adalah sifat yang sempurna, agung, tinggi, tanpa ada aib dan kekurangan. Begitu pula, sifat murka Allah adalah sifat yang sempurna, sesuai keagungan dan kemuliaan-Nya.

Allah Ta’ala berfirman,

وَلِلَّهِ ٱلْمَثَلُ ٱلْأَعْلَىٰ وَهُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْحَكِيمُ

“… dan Allah mempunyai sifat yang Mahatinggi, dan Dialah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (QS. An-Nahl: 60)

_

📪 Telegram :
t.me/DarelimanOfficial
📷 Instagram :
instagram.com/ydeiorid
📷 Facebook :
facebook.com/dareliman
🌐 Website :
dareliman.or.id

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    LAINNYA
    Open chat
    Ada yang bisa dibantu?
    Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
    Ada yang bisa kami bantu?
    Skip to content