Dari Abu Hurairah, yaitu Abdur Rahman bin Shakhr radhiyallahu โanhu, beliau berkata katanya: Rasulullah (๏ทบ) bersabda: “Sesungguhnya Allah Taโala itu tidak melihat kepada tubuh-tubuhmu, tidak pula kepada bentuk rupamu, tetapi Dia melihat kepada hati-hatimu dan amalanmu sekalian.โ
Motivasi untuk berniat baik, dan urgensi memperbaiki hati, karena amal hati adalah pembenar dari amal syarโiyah, dan hati itu adalah sumber kepekaan dan perasaan. Sehingga perasaan ini mestilah ditandai dengan keluhuran, kasih sayang dan cinta untuk semua nilai kemanusiaan dan prinsip keislaman.
Hadist ini memberikan petunjuk kepada perjuangan melawan penyakit-penyakit perasaan yang nampak, penyakit-penyakit hati, di antaranya penyakit nifaq, penyakit riya, penyakit hasad serta semua yang mendistorsi nilai-nilai keislaman dan merusak ikatan sosial.
Manusia hidup dalam berbagai macam bentuk tubuh, variasi kulit, ras, suku bangsa, dan lainnya. Tetapi yang menjadi patokan dan tolak ukurnya di hadapan Allah Sang Pencipta adalah ketakwaannya.
Tak perlu bersedih dan risau jika bentuk fisik seorang insan itu jelek di mata manusia, dia tak punya harta, dan kedudukan di dunia, karena sejatinya yang menjadi ukuran adalah hati dan amalan pada Rabbnya.
Perbuatan yang dibalas oleh Allah adalah amalan yang disertai niat yang ikhlas dan benar.
Setiap muslim harus lebih memperhatikan keadaan hati dari berbagai sifat tercela.
Memperbaiki hati lebih didahulukan daripada memperhatikan amalan lahiriyah. Yang utama, hati diperbaiki dengan memperhatikan akidah dan memperbarui iman yang lemah.
Amalan seseorang itu bisa jadi nampak baik secara lahiriyah, namun hatinya rusak. Oleh karena itu, tetap kita berinteraksi dengan orang semacam ini dengan memperhatikan lahiriyahnya. Sedangkan hatinya yang rusak adalah urusannya dengan Allah Taโala.
Wallahu Aโlam
Referensi: Syarah Riyadhus Shalihin karya Syaikh Shalih al Utsaimin rahimahullah.
๐ Share konten ini di storymu dan ingatkan ini kepada lainnya. Barakallahu fiikum
Tidak ada komentar